Monday, June 2, 2014

Vibriosis pada Ikan dan Udang



A. Nama Penyakit dan Agen Penyakit
Nama penyakit :
Vibriosis
Agen penyakit   :
Vibriosis disebabkan oleh bakteri Vibrio antara lain        V. harveyi, V. vulnificus, V. parahaemolyticus, V. alginolyticus, V. penaeicida (Ishimaru 1995), V. damsela, V. fluvialis.
Pada larva and postlarva disebabkan oleh of V. harveyi, V. vulnificus, and V. parahaemolyticus.

B. Sebaran Geografis dan Inang Target
Sebaran geografis :
Tersebar diseluruh dunia, di mulai dari daerah sub tropis seperti V. anguillarum dan V. salmonicida yang menyerang ikan salmon sampai pada V. harveyi yang meyerang udang di daerah tropis dan sub tropis.
Inang target          :
Jenis udang-udangan, berbagai spesies ikan ekonomis penting air hangat dan dingin, termasuk Pasifik dan Atlantik salmon (Oncorhynchus spp. dan S. salar), rainbow trout (O. mykiss), turbot (S. maximus), Seabass (D. labrax), seabream (S. aurata), striped bass (Morone saxatilis), cod (Gadus morhua), belut Jepang dan Eropa (Anguilla japonica dan Anguilla anguilla ), dan ayu (P. altivelis) (Alicia 2005), Tilapia dan Carp (FAO Corporate Document Repository) serta molusca (Oppenheimer 1992).

C. Epizootiologi
Vibriosis merupakan penyakit stress-mediated. Di Jepang, penyakit ini terjadi secara spontan, sementara di Israel, hal itu terjadi sebagai akibat langsung dari penanganan ikan selama musim dingin. Vibrio vulnificus tersebar di lingkungan haline. Isolat klinis, dari berbagai jenis ikan dan dari lingkungan, mungkin sedikit berbeda, hanya strain yang diisolasi dari belut dilaporkan patogen untuk belut yang lainnya.

Vibriosis dapat terjadi setiap saat, biasanya setelah penanganan stres atau kondisi cuaca buruk (badai misalnya dengan petir), tetapi yang paling sering selama awal musim semi dan musim gugur ketika suhu air laut akhir tidak stabil (Varvarigos 2003).

D. Tanda-tanda Penyakit (Gejala Blinis)
Hemorargi di sekitar dasar sirip, aktifitas renang menjadi lemah. Insang berwarna keunguan. Usus seperti terisi dengan gas dan mucus. Pada Bass fish, ikan terlihat "memerah" karena hemorargi kulit yang luas terutama di sekitar kepala, perut dan anus meradang serta dasar sirip. Exophthalamus bilateral dan distensi perut yang umum. Insang pucat dengan sekresi lendir yang berlebihan, tetapi biasanya tidak nekrotik. Hati pucat, sering dengan petechiae, limpa membesar, ginjal tersumbat dan usus penuh dengan cairan transparan (radang selaput lendir), sedangkan petechiae ditemukan pada hymens peritoneum. Kantung renang sering buncit, sehingga kebanyakan ikan sekarat ditemukan lesu dipermukaan air. Benih dapat menunjukkan tidak ada gejala klinis diatas selain kelesuan dan berwarna gelap (Varvarigos 2003).

E. Prosedur Diagnosis Penyakit
Prosedur diagnosis untuk penyakit vibriosis dapat dilakukan dengan cara sejarah/catatan gejala klinis, temuan nekropsi, diagnostik cepat ELISA kit, isolasi bakteri pada media agar (biasanya TSA atau TCBS) dan identifikasi baik biokimia (API bioMerieux sistem), dengan metode serologi menggunakan antibodi spesifik,atau dengan probe DNA spesifik atau metode PCR. Pada media TSA, diinkubasi pada suhu kamar (sekitar 25°C), koloni bulat pucat dengan ukuran koloni sekitar 1 – 1,5 mm, berkembang dalam waktu 24 – 36 jam.
Gambar 1. Gejala klinis akibat vibriosis pada ikan dan udang


1 comment: