A. Nama Penyakit dan Agen Penyakit
Nama penyakit :
|
Vibriosis
|
Agen penyakit :
|
Vibriosis disebabkan
oleh bakteri Vibrio antara lain V. harveyi, V.
vulnificus, V. parahaemolyticus, V. alginolyticus, V. penaeicida
(Ishimaru 1995), V. damsela, V. fluvialis.
Pada larva and postlarva disebabkan oleh of V.
harveyi, V. vulnificus, and V. parahaemolyticus.
|
B. Sebaran Geografis dan Inang Target
Sebaran geografis :
|
Tersebar diseluruh dunia, di mulai dari daerah sub
tropis seperti V. anguillarum dan V. salmonicida yang menyerang
ikan salmon sampai pada V. harveyi yang meyerang udang di daerah
tropis dan sub tropis.
|
Inang
target :
|
Jenis udang-udangan, berbagai spesies ikan ekonomis
penting air hangat dan dingin, termasuk Pasifik dan Atlantik salmon (Oncorhynchus
spp. dan S. salar), rainbow trout (O. mykiss), turbot (S.
maximus), Seabass (D. labrax), seabream (S. aurata),
striped bass (Morone saxatilis), cod (Gadus morhua), belut
Jepang dan Eropa (Anguilla japonica dan Anguilla anguilla ),
dan ayu (P. altivelis) (Alicia 2005), Tilapia dan Carp (FAO Corporate
Document Repository) serta molusca
(Oppenheimer 1992).
|
C. Epizootiologi
Vibriosis
merupakan penyakit stress-mediated. Di Jepang, penyakit ini terjadi secara
spontan, sementara di Israel, hal itu terjadi sebagai akibat langsung dari
penanganan ikan selama musim dingin. Vibrio vulnificus tersebar di
lingkungan haline. Isolat klinis, dari berbagai jenis ikan dan dari lingkungan,
mungkin sedikit berbeda, hanya strain yang diisolasi dari belut dilaporkan
patogen untuk belut yang lainnya.
Vibriosis dapat terjadi setiap saat, biasanya setelah
penanganan stres atau kondisi cuaca buruk (badai misalnya dengan petir), tetapi
yang paling sering selama awal musim semi dan musim gugur ketika suhu air laut
akhir tidak stabil (Varvarigos 2003).
D. Tanda-tanda Penyakit (Gejala Blinis)
Hemorargi di sekitar dasar sirip, aktifitas renang
menjadi lemah. Insang berwarna keunguan. Usus seperti terisi dengan gas dan mucus.
Pada Bass fish, ikan terlihat "memerah" karena hemorargi kulit
yang luas terutama di sekitar kepala, perut dan anus meradang serta dasar
sirip. Exophthalamus bilateral dan distensi perut yang umum. Insang pucat
dengan sekresi lendir yang berlebihan, tetapi biasanya tidak nekrotik. Hati
pucat, sering dengan petechiae, limpa membesar, ginjal tersumbat dan usus penuh
dengan cairan transparan (radang selaput lendir), sedangkan petechiae ditemukan
pada hymens peritoneum. Kantung renang sering buncit, sehingga kebanyakan ikan
sekarat ditemukan lesu dipermukaan air. Benih dapat menunjukkan tidak ada
gejala klinis diatas selain kelesuan dan berwarna gelap (Varvarigos 2003).
E. Prosedur Diagnosis Penyakit
Prosedur
diagnosis untuk penyakit vibriosis dapat dilakukan dengan cara sejarah/catatan
gejala klinis, temuan nekropsi, diagnostik cepat ELISA kit, isolasi bakteri
pada media agar (biasanya TSA atau TCBS) dan identifikasi baik biokimia (API
bioMerieux sistem), dengan metode serologi menggunakan antibodi spesifik,atau
dengan probe DNA spesifik atau metode PCR. Pada media TSA, diinkubasi pada suhu
kamar (sekitar 25°C), koloni bulat pucat dengan ukuran koloni sekitar 1 – 1,5
mm, berkembang dalam waktu 24 – 36 jam.
Gambar 1. Gejala klinis akibat vibriosis pada ikan dan udang |
Mantap.
ReplyDelete