Sistem endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana
tubuh mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel. Sistem saraf
berfungsi sebagai pembawa pesan melalui sistem struktural yang tetap. Sistem
endokrin merupakan tempat berbagai macam hormon disekresikan oleh kelenjar
spesifik yang diangkut sebagai pesan bergerak untuk bereaksi pada sel atau
organ tertentu. Hormon merupakan zat kimia organik yang
dibentuk dalam sel atau kelenjar yang sehat dan normal, disekresikan langsung
ke dalam darah dan dibawa ke sel atau organ target, yang jumlahnya sangat kecil
tetapi pengaruhnya besar, berperan dalam integrasi dan koordinasi fungsi tubuh.
Tiga
fase yang terlibat dalam perkembangan fungsi endokrin yaitu:
Ø
Fase
embrio, selama organ endokrin berkembang, tetapi bukan organ fungsional dan
hormon yang diproduksi secara lokal.
Ø
Fase
transisi, ketika organ endokrin larva mulai berfungsi tetapi kadar hormon tetap
sangat rendah.
Ø
Tahap
transformasi, ketika percepatan aktivitas organ-organ endokrin yang disertai
dengan fluktuasi besar dalam meningkatnya hormon.
Pada
fase embrio, hormon-hormon yang dihasilkan dari sel pituitary bekerja
dalam mengontrol perkembangan embrio (selama perkembangan janin). Di dalam
oosit ikan, dijumpai pula hormone (pada ikan salmonidae, Oncorynchus sp),
terutama tiroksin dan T3 (triiodotironin). Hormon ini berasal dari tubuh induk
betina yang disekresikan ke dalam darah dan diserap oleh oosit yang sedang
tumbuh bersamaan dengan vitolegenin karena vitolegenin mempunyai daya ikat yang
kuat terhadap hormone tiroksin di dalam plasma (M’Boy 2011). Tiroksin dan T3
kuning telur mengalami perubahan selama perkembangan awal sehingga kedua
hormone ini dibutuhkan pada saat embrio dan memiliki fungsi fisiologis.
Hormon
yang dianggap sangat penting untuk mengatur perkembangan dan pertumbuhan larva
ikan adalah hormon tiroid, kortisol, GH, IGF I, IGF II dan PRL (prolaktin).
Ø
Hormon
tiroid penting untuk pertumbuhan terutama pada masa embrio, metabolisme dan
fungsi saraf otonom. Mengatur termostatis internal, keseimbangan metabolisme
energi, peningkatan jumlah mitokondria dan meningkatkan produksi enzim-enzim
rantai pernapasan serta meningkatkan aktivitas Na+/K+/ATP-ase.
Ø Hormon
tiroid (tiroksin), berperan penting dalam pertumbuhan, metamorphosis dan
reproduksi. Secara spesifik tiroksin menambah produksi energi dan konsumsi
oksigen pada jaringan yang normal, mempunyai pengaruh anabolik dan katabolik
terhadap protein, meningkatkan proses oksidasi tubuh, dan mempercepat laju
penyerapan monosakarida. Dua jenis hormone tiroid yang berperan penting
adalah tetra iodothyronine (T4) dan triodothyronine (T3) (M’Boy 2011). Hormon
ini memainkan peran penting dalam pengaturan perkembangan endokrin larva ikan.
THS juga terlibat dalam metamorfosis ikan dari larva ke tahap remaja/juvenil.
T3 meningkatkan konsumsi dan produksi panas, menstimulasi Na+/K+
ATP-ase dari semua sel jaringan yang aktif secara metabolik.
Ø
Hormon
prolaktin, berfungsi dalam mengontrol proses osmoregulasi (Upaya ikan untuk
mengontrol keseimbangan air dan ion antara tubuh dan lingkungannya). Prolaktin
merupakan hormon yang serbaguna dengan fungsi yang berbeda-beda dalam
kelas-kelas vertebrata (Boyle-Feysot et
al. 1998). Dalam air tawar dan euryhaline teleosts, termasuk beberapa flatfishes,
fungsi utama prolaktin adalah mengatur osmoregulasi (McCormick 2001; Wada et al. 2004). Fungsi lain dari PRL
adalah sebagai pengatur pertumbuhan, pengembangan, metabolisme stimulasi
kelenjar endokrin, perilaku, reproduksi dan fungsi kekebalan tubuh
(Boyle-Feysot et al. 1998;
Forsyth dan Wallis 2002).
Ø
Hormon
somatotropin (STH), merupakan hormone pertumbuhan (hormone polipeptida) yang
dilepaskan dari adenohipofisa untuk menstimulasi hati agar mensintesis
somatomedin yang bertugas secara langsung dalam pertumbuhan, baik pertumbuhan
tulang, otot maupun sel-sel yang lain. Sebagai hormone pertumbuhan, kerja
somatotropin dipermudah oleh hormone pankreas, korteks adrenal dan tiroid yang
bekerja bersama-sama dalam memacu metabolism lemak dan karbohidrat.
Ø
Hormon
pertumbuhan (GH) : Polipeptida, 191 asam amino
Ø
IGF-
I : Polipeptida, 70 asam amino
GH
dan IGF- I berfungsi merangsang pertumbuhan seluruh jaringan tubuh (jumlah sel
= hyperplasia dan ukuran sel = hipertropi)
No comments:
Post a Comment