Thursday, June 5, 2014

Sistem Endokrin dan Produksi Hormon pada Larva Ikan

Sistem endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana tubuh mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel. Sistem saraf berfungsi sebagai pembawa pesan melalui sistem struktural yang tetap. Sistem endokrin merupakan tempat berbagai macam hormon disekresikan oleh kelenjar spesifik yang diangkut sebagai pesan bergerak untuk bereaksi pada sel atau organ tertentu. Hormon merupakan zat kimia organik yang dibentuk dalam sel atau kelenjar yang sehat dan normal, disekresikan langsung ke dalam darah dan dibawa ke sel atau organ target, yang jumlahnya sangat kecil tetapi pengaruhnya besar, berperan dalam integrasi dan koordinasi fungsi tubuh.

Tiga fase yang terlibat dalam perkembangan fungsi endokrin yaitu:
Ø  Fase embrio, selama organ endokrin berkembang, tetapi bukan organ fungsional dan hormon yang diproduksi secara lokal.
Ø  Fase transisi, ketika organ endokrin larva mulai berfungsi tetapi kadar hormon tetap sangat rendah.
Ø Tahap transformasi, ketika percepatan aktivitas organ-organ endokrin yang disertai dengan fluktuasi besar dalam meningkatnya hormon.

Pada fase  embrio, hormon-hormon yang dihasilkan dari sel pituitary bekerja dalam mengontrol perkembangan embrio (selama perkembangan janin). Di dalam oosit ikan, dijumpai pula hormone (pada ikan salmonidae, Oncorynchus sp), terutama tiroksin dan T3 (triiodotironin). Hormon ini berasal dari tubuh induk betina yang disekresikan ke dalam darah dan diserap oleh oosit yang sedang tumbuh bersamaan dengan vitolegenin karena vitolegenin mempunyai daya ikat yang kuat terhadap hormone tiroksin di dalam plasma (M’Boy 2011). Tiroksin dan T3 kuning telur mengalami perubahan selama perkembangan awal sehingga kedua hormone ini dibutuhkan pada saat embrio dan memiliki fungsi fisiologis.

Hormon yang dianggap sangat penting untuk mengatur perkembangan dan pertumbuhan larva ikan adalah hormon tiroid, kortisol, GH, IGF I, IGF II dan PRL (prolaktin).

Ø  Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan terutama pada masa embrio, metabolisme dan fungsi saraf otonom. Mengatur termostatis internal, keseimbangan metabolisme energi, peningkatan jumlah mitokondria dan meningkatkan produksi enzim-enzim rantai pernapasan serta meningkatkan aktivitas Na+/K+/ATP-ase.

Ø Hormon tiroid (tiroksin), berperan penting dalam pertumbuhan, metamorphosis dan reproduksi. Secara spesifik tiroksin menambah produksi energi dan konsumsi oksigen pada jaringan yang normal, mempunyai pengaruh anabolik dan katabolik terhadap protein, meningkatkan proses oksidasi tubuh, dan mempercepat laju penyerapan monosakarida.  Dua jenis hormone tiroid yang berperan penting adalah tetra iodothyronine (T4) dan triodothyronine (T3) (M’Boy 2011). Hormon ini memainkan peran penting dalam pengaturan perkembangan endokrin larva ikan. THS juga terlibat dalam metamorfosis ikan dari larva ke tahap remaja/juvenil. T3 meningkatkan konsumsi dan produksi panas, menstimulasi Na+/K+ ATP-ase dari semua sel jaringan yang aktif secara metabolik.

Ø Hormon prolaktin, berfungsi dalam mengontrol proses osmoregulasi (Upaya ikan untuk mengontrol keseimbangan air dan ion antara tubuh dan lingkungannya). Prolaktin merupakan hormon yang serbaguna dengan fungsi yang berbeda-beda dalam kelas-kelas vertebrata (Boyle-Feysot et al. 1998). Dalam air tawar dan euryhaline teleosts, termasuk beberapa flatfishes, fungsi utama prolaktin adalah mengatur osmoregulasi (McCormick 2001; Wada et al. 2004). Fungsi lain dari PRL adalah sebagai pengatur pertumbuhan, pengembangan, metabolisme stimulasi kelenjar endokrin, perilaku, reproduksi dan fungsi kekebalan tubuh (Boyle-Feysot et al. 1998; Forsyth dan Wallis 2002).

Ø  Hormon somatotropin (STH), merupakan hormone pertumbuhan (hormone polipeptida) yang dilepaskan dari adenohipofisa untuk menstimulasi hati agar mensintesis somatomedin yang bertugas secara langsung dalam pertumbuhan, baik pertumbuhan tulang, otot maupun sel-sel yang lain. Sebagai hormone pertumbuhan, kerja somatotropin dipermudah oleh hormone pankreas, korteks adrenal dan tiroid yang bekerja bersama-sama dalam memacu metabolism lemak dan karbohidrat.

Ø   Hormon pertumbuhan (GH) : Polipeptida, 191 asam amino
Ø   IGF- I       : Polipeptida, 70 asam amino

GH dan IGF- I berfungsi merangsang pertumbuhan seluruh jaringan tubuh (jumlah sel = hyperplasia dan ukuran sel = hipertropi)

No comments:

Post a Comment