Friday, February 27, 2015

Mengenal Kitin dan Kitosan

Kitosan termasuk salah satu jenis polisakarida yang dapat bersifat sebagai penghalang (barrier) yang baik karena pelapis polisakarida dapat membentuk matriks yang kuat dan kompak. Kitosan merupakan turunan dari kitin yang diperoleh dengan cara penghilangan gugus asetil dari kitin dengan menggunakan larutan pekat soda api dengan perlakuan suhu dan lama waktu tertentu serta perbandingan tertentu. Kemudian dilanjutkan dengan proses pencucian sampai netral, pengeringan, penggilingan, grading dan sortasi serta pengepakan kitosan (Bastaman 1989).

Dalam struktur, kitin terdiri dari sebuah rantai panjang dari N-acetylglukosamine. Rumus empirisnya adalah C6H6CNHCOCH3 dan berisi campuran murni 6.9% Nitrogen. Polimer ini adalah serupa selulosa diganti oleh suatu acetyl amino (NHCOCH3) (Pasaribu 2004). Kitin merupakan biopolimer selulosa yang tersebar secara meluas di alam, khususnya pada invertebrata laut, serangga, fungi dan khamir. Kitosan merupakan produk deasetilasi dari kitin dengan menggunakan alkali dan suhu tinggi. Kitin dan kitosan dapat diperoleh dari limbah hasil laut khususnya kelas crustacea seperti udang, kepiting, ketam dan kerang. Limbah udang yang dimanfaatkan umumnya adalah kulit dan kepalanya, sedangkan kitin dari rajungan diperoleh dari karapasnya. Kandungan kitin kulit udang mencapai 40-60% dari berat kering tubuhnya tergantung dari jenis dan spesiesnya (Knorr 1982). Sedangkan pada kulit rajungan kitinnya dapat mencapai 12.5-15%.

Gambar 1. Struktur kimia selulosa, kitin dan kitosan (Knorr 1982)

Kitin dan kitosan adalah salah satu dari polisakarida di dalam unit dasar suatu gula animo. Polisakarida ini adalah suatu struktural unsur yang memberikan kekuatan mekanik organisme. Kitin tidak dapat larut dalam air, pelarut organik alkali atau asam mineral encer. Tetapi ia tidak dapat larut dan terurai dengan adanya enzim atau dengan pengolahan asam mineral padat.

Kitosan mempunyai sifat unik, dalam keadaan cair sensitif terhadap kekuatan ion tinggi, daya tolak menolak antara fungsi amin menurun sesuai dengan fleksibilitas rantai kitosan dan pendekatannya dalam ruang distabilkan oleh ikatan hidrogen akan menghasilkan suatu molekul yang tahan terhadap stress mekanik dan kemampuan berkembangnya bertambah (Ornum 1992). Sifat kitin yang penting untuk aplikasinya adalah kemampuan mengikat air dan minyak karena terdapatnya gugus hidrofobik dan hidrofilik. Semakin banyak gugus asetil yang hilang dari polimer kitin, interaksi antara ikatan hidrogen dari kitosan akan semakin kuat. Bentuk yang spesifik dan adanya kandungan asam amino dalam rantai karbonnya menyebabkan kitosan bermuatan positif. Pelarut kitosan yang baik adalah asam asetat (Knorr 1982).

Polikationik alami dari kitosan dapat menghambat pertumbuhan kapang Bohria cinerea dan Rhizopus stolonifer pada strawberry (El Ghaouth et al. 1994). Lapisan pelindung dengan menggunakan kitosan memiliki kemampuan untuk menunda atau memperlambat proses kematangan dan memperpanjang masa penyimpanan pasca panen. Pelapis kitosan yang seperti itu memiliki kemampuan untuk membatasi ruang hampa dalam jaringan dan pelapis kitosan bersifat sebagai anti jamur, dapat memberikan sebuah faktor peregangan ketika penyimpanan dan penyebaran suhu tidak dapat dipastikan (El Ghaouth et al. 1994).

No comments:

Post a Comment