Kitosan termasuk salah satu jenis polisakarida yang dapat bersifat
sebagai penghalang (barrier) yang baik karena pelapis polisakarida
dapat membentuk matriks yang kuat dan kompak. Kitosan merupakan turunan dari
kitin yang diperoleh dengan cara penghilangan gugus asetil dari kitin dengan
menggunakan larutan pekat soda api dengan perlakuan suhu dan lama waktu
tertentu serta perbandingan tertentu. Kemudian dilanjutkan dengan proses
pencucian sampai netral, pengeringan, penggilingan, grading dan sortasi serta pengepakan kitosan
(Bastaman 1989).
Dalam struktur, kitin terdiri dari sebuah rantai panjang dari
N-acetylglukosamine. Rumus empirisnya adalah C6H6CNHCOCH3
dan berisi campuran murni 6.9% Nitrogen. Polimer ini adalah serupa selulosa
diganti oleh suatu acetyl amino (NHCOCH3) (Pasaribu 2004). Kitin
merupakan biopolimer selulosa yang tersebar secara meluas di alam, khususnya
pada invertebrata laut, serangga, fungi dan khamir. Kitosan merupakan produk deasetilasi dari kitin dengan menggunakan
alkali dan suhu tinggi. Kitin dan kitosan dapat diperoleh dari limbah hasil
laut khususnya kelas crustacea seperti udang, kepiting, ketam dan kerang.
Limbah udang yang dimanfaatkan umumnya adalah kulit dan kepalanya, sedangkan
kitin dari rajungan diperoleh dari karapasnya. Kandungan kitin kulit udang
mencapai 40-60% dari berat kering tubuhnya tergantung dari jenis dan spesiesnya
(Knorr 1982). Sedangkan pada kulit rajungan kitinnya dapat mencapai 12.5-15%.
Gambar 1. Struktur kimia selulosa, kitin
dan kitosan (Knorr 1982)
Kitin dan kitosan adalah salah satu dari polisakarida di dalam
unit dasar suatu gula animo. Polisakarida ini adalah suatu struktural unsur
yang memberikan kekuatan mekanik organisme. Kitin tidak dapat larut dalam air, pelarut organik alkali atau asam
mineral encer. Tetapi ia tidak dapat larut dan terurai dengan adanya enzim atau
dengan pengolahan asam mineral padat.
Kitosan mempunyai sifat unik, dalam keadaan cair sensitif terhadap
kekuatan ion tinggi, daya tolak menolak antara fungsi amin menurun sesuai
dengan fleksibilitas rantai kitosan dan pendekatannya dalam ruang distabilkan
oleh ikatan hidrogen akan menghasilkan suatu molekul yang tahan terhadap stress
mekanik dan kemampuan berkembangnya bertambah (Ornum 1992). Sifat kitin yang
penting untuk aplikasinya adalah kemampuan mengikat air dan minyak karena
terdapatnya gugus hidrofobik dan hidrofilik. Semakin banyak gugus asetil yang
hilang dari polimer kitin, interaksi antara ikatan hidrogen dari kitosan akan
semakin kuat. Bentuk yang spesifik dan adanya kandungan asam amino dalam rantai
karbonnya menyebabkan kitosan bermuatan positif. Pelarut kitosan yang baik
adalah asam asetat (Knorr 1982).
Polikationik alami dari kitosan dapat menghambat pertumbuhan
kapang Bohria cinerea dan Rhizopus stolonifer pada strawberry (El
Ghaouth et al. 1994). Lapisan
pelindung dengan menggunakan kitosan memiliki kemampuan untuk menunda atau
memperlambat proses kematangan dan memperpanjang masa penyimpanan pasca panen.
Pelapis kitosan yang seperti itu memiliki kemampuan untuk membatasi ruang hampa
dalam jaringan dan pelapis kitosan bersifat sebagai anti jamur, dapat
memberikan sebuah faktor peregangan ketika penyimpanan dan penyebaran suhu
tidak dapat dipastikan (El Ghaouth et
al. 1994).
No comments:
Post a Comment