DNA
mitokondria sangat potensial digunakan untuk pengamatan
hubungan genetik antar spesies maupun di dalam spesies (intra spesies yang
memiliki hubungan dekat). Brown (1983) dalam Arifin (2005) menyatakan
bahwa peranan DNA mitokondria dalam studi keragaman genetik dan biologi populasi
pada hewan cukup besar, karena DNA mitokondria memiliki derajat polimorfisme
yang tinggi serta hubungan yang jelas antara polimorfisme dengan substansi
basa-basa penyusun genomnya.
DNA
mitokondria, berbeda dengan organel sel lainnya, mitokondria memiliki materi
genetik sendiri yang karakteristiknya berbeda dengan materi genetik di inti
sel. Mitokondria, sesuai dengan namanya, merupakan rantai DNA yang terletak di
bagian sel yang bernama mitokondria. DNA mitokondria
memiliki ciri-ciri yang berbeda dari DNA inti ditinjau dari ukuran, jumlah gen
dan bentuk. Diantaranya adalah memiliki laju mutasi yang lebih tinggi, yaitu
sekitar 10-17 kali DNA inti. Selain itu DNA mitokondria terdapat dalam jumlah
banyak (lebih dari 1.000 kopi) dalam tiap sel, sedangkan DNA inti hanya
berjumlah dua kopi. DNA inti merupakan hasil rekombinasi DNA kedua orang tua
sementara DNA mitokondria hanya diwariskan dari ibu (maternally inherited)
(Anonim 2008).
Analisis
DNA mitokondria memberikan hasil yang lebih kuat dibandingkan dengan analisis
protein karena analisis DNA mitokondria dapat mendeteksi
semua keragaman genetik yang bernilai bagi pemahaman identifikasi stok (Ferris
dan Berg 1987 dalam Rina 2001).
No comments:
Post a Comment