Ikan
kerapu termasuk dalam famili Serranidae, subfamili
Epinephelinae dan dikenal dengan istilah “grouper” (Heemstra &
Randall 1993; Tucker 1999). Ikan kerapu terdiri dari 15 genus dan mencakup 159
spesies. Kelima belas genus ikan kerapu tersebut adalah Aethalperca,
Alphestes, Anyperodon, Cephalopholis, Cromileptes, Dermatolepis, Epinephelus,
Gonioplectrus, Gracila, Mycteroperca, Paranthias, Plectropomus, Saloptia, Triso
dan Variola (Heemstra & Randall 1993). Sedangkan menurut
Tucker (1999), ikan kerapu terdiri dari 14 genus dan mencakup setidaknya
setengah dari 449 spesies famili Serranidae.
Ikan
kerapu dapat diidentifikasi berdasarkan pola pewarnaannya, ciri morfologis
termasuk bentuk tubuh, konfigurasi dan ukuran sirip, bentuk dan ukuran relatif
dari kepala dan beberapa bagian kepala dan tubuh, serta jumlah jari-jari sirip,
gurat sisik dan gill raker. Kecuali untuk beberapa jenis ikan
kerapu dewasa dengan ukuran besar, pola pewarnaan kebanyakan ikan
kerapu biasanya cukup untuk membedakan spesies tertentu. Ikan kerapu yang hidup
di perairan dalam biasanya memiliki pola pewarnaan yang lebih kemerahan
dibanding spesies yang tertangkap di perairan dangkal (Heemstra dan Randall 1993).
Gambar 1.
Klasifikasi ikan kerapu
Ikan kerapu
sangat berkaitan dengan dasar perairan dan ditemukan pada seluruh perairan
tropis dan subtropis yang hangat. Kebanyakan ditemukan pada perairan berkarang,
namun beberapa spesies dapat ditemukan di daerah estuaria atau karang berbatu
(Heemstra & Randall 1993; Sluka et
al. 2001; Tucker 1999). Secara umum, ikan kerapu sangat terkait dengan
dasar perairan yang keras (berbatu), kendati juvenil ikan ini ditemukan pada
area padang lamun dan yang dewasa dari beberapa spesies lebih menyukai areal
berpasir. Beberapa spesies dapat ditemukan pada kedalaman 100 hingga 200 m
(terkadang ditemukan pada kedalaman 500 m), namun kebanyakan hidup pada
kedalaman kurang dari 100 m dan juvenil sering ditemukan pada perairan yang
sangat dangkal. Ikan kerapu hidup secara soliter dan menetap pada karang
tertentu dalam waktu yang lama (Heemstra & Randall 1993). Menurut Kuiter
(1996), ikan kerapu dewasa
biasanya dapat ditemukan pada lereng-lereng karang yang memiliki celah atau
gua-gua yang besar. Ikan kerapu biasanya hidup soliter atau dalam kelompok yang
kecil (Yearsley et al. 1999).
Juvenil dan ikan kerapu dewasa hidup di perairan
pesisir dan estuaria, tapi sebagian lebih menyukai perairan yang jernih di
areal terumbu karang. Telurnya tunggal, non-adhesive dan mengapung pada
salinitas normal. Larva dari beberapa spesies menghabiskan beberapa minggu
pertamanya sebagai plankton oseanik. Ketika menjadi juvenil, ikan kerapu
menetap di perairan dangkal untuk mencari tempat berlindung. Pada saat
ukurannya bertambah panjang, ikan kerapu bergerak ke perairan yang lebih dalam
namun kebanyakan tetap tinggal di wilayah dekat gua tempat berlindungnya (Tucker
1999).
Sebagai
predator utama di ekosistem terumbu karang, kebanyakan ikan kerapu memakan sejumlah jenis ikan, crustacea yang besar dan chepalopoda
(Heemstra & Randall 1993). Menurut Tucker (1999), larva kerapu di
alam awalnya memakan copepoda dan zooplankton kecil, kemudian memakan crustacea
yang lebih besar seperti amphipoda dan udang mysid. Selanjutnya, makanan utama
juvenil ikan kerapu adalah ikan, kepiting, udang-udangan, lobster dan moluska.
Heemstra & Randall (1993) menyatakan bahwa sebagian besar ikan kerapu
adalah ambush predator (predator dengan menjebak mangsanya), yang bersembunyi
di antara karang dan bebatuan hingga ikan atau crustacea yang tidak waspada melintas, kemudian menangkap
mangsanya tersebut dengan cepat dan menggigit mangsanya dengan gigi yang tajam.
Kebanyakan
spesies ikan kerapu hermaprodit protogini, dimana setiap individu mencapai usia
dewasa secara sexual pertama kali dengan kelamin betina dan beberapa kemudian
berubah menjadi jantan (Heemstra dan Randall 1993; Tucker 1999). Beberapa
spesies mengalami perubahan sex dari betina ke jantan dengan semakin
bertambahnya umur, namun sebagian lagi mengalami perubahan sex akibat
kekurangan individu jantan (Tucker 1999). Ikan kerapu memiliki umur yang
panjang dan terlambat dalam mencapai usia dewasa secara seksual pertama kali
(Heemstra dan Randall 1993).