Pengaruh
pemberian hormon L-thyroxine (T4)
secara oral terhadap penampakan pertumbuhan, komposisi tubuh dan beberapa aspek
fisiologi nutrisi telah diselidiki pada dua jenis ikan dengan pertumbuhan yang
lambat tetapi mereka mampu mengambil oksigen langsung dari udara (Channa punctatus dan Heteropneustes
fossilis) dalam kondisi laboratorium pada suhu 25oC dan
pencahayaan 12:12 (Garg 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yang
memakan pakan dengan kandungan dosis T4 yang rendah (sampai dengan
50 mg/kg pada C.
punctatus dan sampai dengan 100 mg/kg pada H. fossilis
pertumbuhannya lebih tinggi (dalam hal pertumbuhan bobot dan panjang tubuh,
laju pertumbuhan spesifik, persentase pertumbuhan bobot tubuh dan faktor
kondisi) (M’Boy 2014), konversi pakan yang rendah, retensi nutrient yang
tinggi, kecernaan protein yang tinggi dan aktivitas enzim yang tinggi
dibandingkan dengan kontrol dan perlakuan lain. Selain itu didapatkan bahwa
nilai-nilai viscera-somatic index (VSI) dan hepato-somatic-index (HIS) juga
lebih tinggi pada ikan yang memakan pakan dengan tingkat T4 yang
rendah.
Pada
penelitian ini terlihat bahwa glikogen hati menurun dengan makin meningkatnya
dosis T4, yang mengindikasikan adanya pemanfaatannya selama
pertumbuhan. Hasil pengamatan terhadap ekskresi metabolisme (N-NH4
dan PO4-) menunjukkan bahwa tingkatnya rendah pada air
dalam akuarium dimana ikan memakan pakan dengan dosis T4 yang rendah.
Lebih lanjut penelitian ini memperlihatkan bahwa ikan-ikan yang memakan pakan
dengan tingkat T4 tinggi (di atas 50 mg pada C. punctatus dan
di atas 100 mg pada H.
fossilis) tidak hanya menurunkan pertumbuhan dan retensi nutrient, tetapi
juga mempengaruhi komposisi karkas dengan menurunnya akumulasi protein (otot
dan protein karkas) dan asimilasi energi. Penelitian ini menunjukkan bahwa
penambahan T4 pada pakan mempunyai manfaat yang berguna dalam
budidaya spesies ikan yang secara alami memiliki pertumbuhan yang lambat.
Roustaian
dan Gaik (2006) melakukan penelitian tentang pengaruh perendaman thyroxin (T4)
terhadap kelangsungan hidup larva, pertumbuhan dan produksi post-larva udang
galah Macrobrachium
rosenbergii de (Man). Dosis T4 yang diterapkan adalah 0.01,
0.10, 1.00, 2.00 mg/L dan kontrol (tanpa perendaman). Hasilnya menunjukkan
bahwa perlakuan perendaman larva dalam larutan T4 meningkatkan
pertumbuhan, kelangsungan hidup dan produksi post-larva tetapi tidak
mempercepat metamorfosis awal untuk memperpendek periode pemeliharaan larva M. roenbergii.
Menurunnya metamorfosis awal pada aplikasi T4 eksogen yang diamati
pada penelitian ini mungkin telah dihasilkan dari tahapan sejarah hidup, dosis,
atau lamanya aplikasi hormon. Dapat juga diduga bahwa T4 eksogen
tidak berpengaruh pada metamorfosis M. rosenbergii.
Penyelidikan
tentang pengaruh penambahan pakan dengan Synechocytis sp.
PCC6803 (alga transgenik) yang mengandung gen growth hormon (GH) Paralichtys olivaceus
terhadap pertumbuhan, konsumsi pakan dan rasio efisiensi pakan, komposisi otot,
haematologi dan histologi dari turbot (Scopthalmus maximus
L) telah dilakukan oleh Liu et al. (2007).
Pada akhir penelitian selama 40 hari pemberian pakan uji, laju pertumbuhan
spesifik ikan yang memakan pakan dengan 1.0% Synechocytis sp.
PCC6803 transgenik 21.67% (M’Boy 2014) lebih tinggi dari pada ikan yang memakan
pakan kontrol. Walaupun bobot tubuh dan rasio efisiensi pakan meningkat secara
nyata pada ikan yang memakan pakan yang ditambahkan alga transgenik, namun
konsumsi pakan dan faktor kondisi tidak dipengaruhi. Selain itu didapatkan
bahwa analisis komposisi otot menunjukkan bahwa kandungan protein dipengaruhi
secara positif oleh alga transgenik, sedangkan kandungan lipid tidak dipengaruhi.
Parameter
haematologi, termasuk sel darah merah, hemoglobin dan indeks biokimia serum
seperti aktivitas enzim alanine aminotransferase, aspartat aminotransferase,
alkalin phosphatase, laktat dehidrogenase, konsentrasi protein total, glukosa,
nitrogen urea darah, kreatinin, trigliserida dan kolesterol dan tingkat ion-ion
K, Na, Cl, P tidak dipengaruhi oleh penambahan alga transgenik. Selain itu
tidak ada perubahan histopatologi yang dipengaruhi oleh pengujian alga
transgenik pada lambung, usus, hati, limpa dan ginjal. Hasil percobaan ini
menunjukkan bahwa
Synechocytis sp. PCC6803 transgenik yang mengandung gen GH P. olivaceus
adalah peningkatan pertumbuhan yang efisien dan bahan tambahan pakan yang aman
bagi ikan.
Penelitian tentang
pengaruh pemberian growth hormon dari bovine terhadap
pertumbuhan, level IGF-I plasma, konsumsi pakan, efisiensi pakan dan komposisi
tubuh ikan channel catfish telah dilakukan oleh Silverstein et al. (2000).
Pemberian hormon dilakukan pada dua strain ikan channel catfish (USDA-103 dan
Norris) pada dua kondisi suhu yang berbeda (26.08oC dan 21.78oC)
dengan metode penyuntikan yang dilakukan sekali dalam seminggu dengan dosis 2.5
mg recombinant bovine growth hormon (rbGH) per gram bobot tubuh, dan injeksi
saline (M’Boy 2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan, level
insulin-like growth factor I plasma (IGF-I), konsumsi pakan dan pertambahan
bobot tubuh ikan yang disuntikkan dengan rbGH lebih tinggi dari pada
penyuntikan dengan saline pada kontrol. Strain dan suhu juga berpengaruh nyata,
dimana konsumsi pakan lebih besar dengan penyuntikan growth hormon, suhu tinggi
dan pada ikan strain USDA-103. Efisiensi pakan yang didapatkan pada percobaan
ini juga lebih baik pada ikan dengan penyuntikan rbGH. Pengaruh suhu terhadap
efisiensi pakan juga nyata, perlakuan suhu yang tinggi menunjukkan penampakan
yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment